SHOPEE AFFILIATES

SHOPEE AFFILIATES
KLIK GAMBAR GABUNG SEKARANG JUGA

PENGERTIAN ANALISIS LINGUISTIK DAN SEJARAHNYA



ANALISIS LINGUISTIK
Di sediakan Oleh : Zulfahmi (PGZ110002)
A.   PENGENALAN
Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews 1997). Dalam The New Oxford Dictionary of English (2003), linguistik didefinisikan sebagai berikut:
The scientific study of language and its structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific branches of linguistics include sociolinguistics, dialectology, psycholinguistics, computational linguistics, comparative linguistics, and structural linguistics.”
Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi tentang bahasa dapat dibezakan antara (1) tata bahasa tradisional dan (2) linguistik modern. Selanjutnya Linguistik dapat dibagi menjadi beberapa cabang yaitu, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
Dua fungsi bahasa pertama, sebagai sarana komunikasi antara manusia (komunikatif) dan kedua, budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut (kohesif).
B.   SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK
1.    Linguistik Tradisional
Sejarah Linguistik dimulai dari linguistik tradisional, tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan falsafah dan semantik, sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu. Misalnya dalam merumuskan kata kerja, tata bahasa tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian, sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang dapat berdistribusi dengan frase “dengan . . . ”

Zaman Yunani
Dalam perkembangannya aliran linguistik tradisional dikenal linguistik zaman Yunani. Sejarah studi bahasa pada zaman Yunani ini sangat panjang, yaitu dari lebih kurang abad ke-5 S.M sampai lebih kurang abad ke 2 M. Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada linguistik pada waktu itu ialah pertentangan antara bahasa bersifat alami (fisis) dan bersifat konvensi (nomos). Bersifat alami atau fisis maksudnya bahasa itu mempunyai hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar manusia. Kaum naturalis adalah kelompok yang menganut faham itu, berpendapat bahwa setiap kata mempunyai hubungan dengan benda yang ditunjuknya. Sebaliknya kelompok lain iaitu kaum konvensional, berpendapat bahwa bahasa bersifat konvensi, artinya, makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi dan kebiasaan-kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa berubah.
Selanjutnya pertentangan adalah antara analogi dan anomali. Kaum analogi antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang dapat menyusun tata bahasa. Jika tidak teratur tentu yang dapat disusun hanya idiom-idiom saja dari bahasa itu. Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kalau bahasa itu tidak teratur mengapa bentuk jamak bahasa Inggris childmenjadi children, bukannya childs, mengapa bentuk past tense bahasa Inggris dari write menjadi wrote dan bukannya writed?
Kelompok-kelompok yang termasuk dalam aliran ini adalah Kaum Sophis (abad ke-5 S.M), Plato (429-347 S.M), Aristoteles (384-322 S.M), Kaum Stoik (Abad ke- 4S.M), Kaum Alexandrian.
b.    Zaman Romawi
Studi bahasa pada zaman Romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman Yunani. Tokoh pada zaman Romawi yang terkenal antara lain, Varro (116 – 27 S.M) dengan karyanya De Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.
c.    Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan di Eropa mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf skolastik, dan bahasa Latin menjadi Lingua Franta, karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa diplomasi, dan bahasa ilmu pengetahuan.
d.    Zaman Renaisans
Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman Renaisans ini yang menonjol iaitu : 1)  Selain menguasai bahasa Latin, sarjana-sarjana pada waktu

Itu juga menguasai bahasa Yunani, bahasa Ibrani, dan bahasa Arab. 2)  Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa dan malah juga perbandingan.
2.    Aliran-Aliran Linguistik
Aliran Praha terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang tokohnya iaitu Vilem Mathesius (1882-1945). Dalam bidang fonologi aliran praha inilah yang pertama-tama membezakan dengan tegas akan fonetik dan fonologi. Fonetik mempelajari bunyi-bunyi itu sendiri, sedangkan fonologi mempelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu sistem.
Aliran Glasematik, lahir di Denmark, tokohnya antara lain : Louis Hjemslev (1899-1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Hjemslev juga menganggap bahasa sebagai suatu system hubungan dan mengakui adanya hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik.
Aliran Firthian, nama John R Firth (1890-1960) guru besar pada Universiti London sangat terkenal teorinya mengenai fonologi prosodi. Kerana itulah aliran yang dikembangkannya dikenal dengan nama aliran prosodi.
Aliran sistemik, nama aliran linguistic sistemik tidak dapat dilepaskan dari nama M.AK. Halliday iaitu salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dengan segi kemasyarakatan bahasa. Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories of the Theory of Grammar, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan nama Neo-Firthian Linguistik atau Scals and Category Linguistik. Namun kemudian ada baru, iaitu systemic Linguistik.
Leonard Bloomfield dan strukturalis Amerika, beberapa factor yang menyebabkan berkembangnya aliran strukturalisme : 1) pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sma, iaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperlukan. 2) Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim falsafah yang berkembang pada masa itu di Amerika, iaitu Falsafah behaviorisme. 3) Di antara linguis-linguis itu ada hubungan yang baik kerana adanya The Linguistics Society of America, yang menerbitkan majalah language. Wadah tempat melaporkan hasil kerja mereka. Ciri aliran struturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memberikan suatu bahasa.
Aliran Tagmemik, aliran ini dipelopori oleh Kenneth L Price, seorang tokoh dari Summer Institute of Linguistics yang mewarisi pandangan-pandangan Bloomfeld, sehingga aliran ini juga bersifat struturalis, tetapi juga antropologis. Menurut aliran ini satuan dasar dan sintaksis adalah tagmem. Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling diperlukan untuk mengisi slot tersebut.
3.    Linguistik Moden
Justeru linguistik moden di sini merujuk kepada permulaan sejarah linguistik yang baharu setelah linguistik tradisional beralih arah kepada linguistik struktural yakni sekitar kurun ke-19 hingga ke-20. Linguistik medon dikenali dengan linguistik deskriptif yang diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure yang menjadi pengasas dan pendukung dalam perkembangan linguistik moden. Ketokohan beliau sebagai bapa linguistik moden telah terbukti melalui penemuan-penemuan konsep dan pendekatan baru dalam bidang pengkajian bahasa secara moden. Linguistik moden lahir apabila para sarjana mula melihat bahasa daripada perspektif penuturnya. (Simpson 1980). Mereka melihat bahasa daripada perpektif sinkronik berbeza dengan perpektif dikronik yang menjadi amalan ahli-ahli linguistik pada abad ke-19. Di rumuskan bahawa linguistik moden ialah satu peralihan linguistik tradisional kepada struktural yang mana perubahan pengkajian bahasa secara menyeluruh.
4.    Fonologi
Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disusun berdasarkan kesepakatan bersama yang digunakan sebagai alat komunikasi dalam rangka menjalankan interaksi sosial. Interaksi yang dapat terjadi dapat menggunakan : A  bunyi →verbal A  tulis   →lambang terhadap bunyi Beberapa dasar tentang berbahasa : Bebicara →bunyi Mendengarkan →menyimak Menulis →lambang Membaca → memahami lambang.
Fonologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari tata bunyi/kaidah bunyi dan cara menghasilkannya. Mengapa bunyi dipelajari? Karena wujud bahasa yang paling primer adalah bunyi. Bunyi adalah Getaran udara yang masuk ke telinga sehingga menimbulkan suara. Bunyi bahasa adalah bunyi yang dibentuk oleh tiga faktor, yaitu pernafasan (sebagai sumber tenaga), alat ucap (yang menimbulkan getaran), dan rongga pengubah getaran (pita suara). Fonologi dibezakan menjadi, fonetik dan fonemik. Didalam fonologi terdapat istilah fonem, fon, dan alofon. Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang masih abstrak atau yang tidak diartikulasikan. Fonem merupakan aspek bahasa pada aspek langue (istilah de Sausure), misalnya /t/. /d/, /c/. Fon adalah realisasi dari fonem (parole), atau bunyi yang diartikulasikan (diucapkan) misalnya {lari}. Alofon adalah perbezaan bunyi yang tidak menimbulkan perbezaan makna, misalnya /i/ dan /I/ dalam /menangis/.

Morfologi
Morfologi mengidentifikasi satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Bagian dari kompetensi linguistik seseorang termasuk pengetahuan mengenai morfologi bahasa, yang meliputi kata, pengucapan kata tersebut, maknanya, dan bagaimana unsur-unsur tersebut digabungkan (Fromkin & Rodman, 1998:96). Morfologi mempelajari struktur internal kata-kata. Jika pada umumnya kata-kata dianggap sebagai unit terkecil dalam sintaksis, jelas bahwa dalam kebanyakan bahasa, suatu kata dapat dihubungkan dengan kata lain melalui aturan. Misalnya, penutur bahasa Inggris mengetahui kata dog, dogs, dan dog-catcher memiliki hubungan yang erat.
Untuk menentukan bahwa sebuah satuan bentuk merupakan morfem atau bukan kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam bentuk lain. Bila satuan bentuk tersebut dapat hadir secara berulang dan punya makna sama, maka bentuk tersebut merupakan morfem. Dalam studi morfologi satuan bentuk yang merupakan morfem diapit dengan kurung kurawal ({ }) kata kedua menjadi {ke} + {dua}.
6.    Sintaksis
Morfosintaksis yaitu gabungan dari morfologi dan sintaksis. Morfologi membicarakan tentang struktur internal kata. Sintaksis membicarakan tentang hubungan kata dengan kata lain. Struktur sintaksis ada tiga yaitu fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran  sintaksis. Dalam fungsi sintaksis ada hal-hal penting yaitu subjek, predikat, dan objek. Dalam kategori sintaksis ada istilah nomina, verba, adjektiva, dan numeralia. Dalam peran sintaksis ada istilah pelaku, penderita, dan penerima.
7.    Semantik

Status tataran semantik dengan tataran fonologi, morfologi dan sintaksis adalah tidak sama. Semantik dengan objeknya yakni makna, berada di seluruh tataran, iaitu berada di tataran fonologi, morfologi dan sintaksis. Makna yang menjadi objek semantik sangat tidak jelas, tak dapat diamati secara empiris, sehingga semantik diabaikan. Tetapi, pada tahun 1965, Chomsky menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen dari tata bahasa dan makna kalimat sangat ditentukan oleh semantik ini.
Hakikat makna menurut de Saussure, setiap tanda linguistik atau tanda bahasa terdiri dari 2 komponen, yaitu komponen signifian (yang mengartikan) yang berwujud runtunan bunyi, dan komponen signifie (yang diartikan) yang berwujud pengertian atau konsep (yang dimiliki signifian). Menurut teori yang dikembangkan Ferdinand de Saussure, makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik.


Analisis Perbandingan linguistik tradisional dengan modem
Linguistik Tradisional
Linguistik Modem
Ø  Bersifat tradisional (analogi)

Ø  Dikaji melalui falsafah dan semantik
Ø  Melihat alami (fisis) dan konvensi (nomos)
Ø  Bersifat structural (anomali)
Ø  Dikaji melalui penuturnya
Ø  Melihat dari perpektif sinkronik dan dikronik


RUJUKAN :
1.    Abdullah Hassan (2006), Morfologi,PTS Profesional Publishing Sdn. Bhd, Kuala Lumpur.
2.    Alwasilah, A.Chaedar. (1993), Linguistik Suatu Pengantar, Angkasa Bandung, Bandung.
3.    Arifin, Zaenal dan Junaiyah (2007) Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi. Grasindo, Jakarta.
4.    Awang Sariyan, (2007), Perkembangan Falsafah Bahasa dan Pemikiran dalam Linguistik, Sasbadi Sdn. Bhd.
5.    Chaer, Abdul. (2003) Linguistik Umum, Rineka Cipta, Jakarta.
6.    De Saussure, Ferdinand, (1973), Pengantar Linguistik Umum. Terjemahan Cours de Linguistique Generale oleh Rahayu S. Hidayat, Gajah Mada University Press, Jakarta.
7.    Keraf, Gorys (1993) Komposisi. Nusa Indah, Flores
8.    Matthews, Peter. (1997), The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University Press
9.    Ramlan, M. (1996), Sintaksis. CV Karyono, Yogyakarta.
10. Verharr, J.W.M. (2008) Asas-asas Linguistik Umum. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENGERTIAN ANALISIS LINGUISTIK DAN SEJARAHNYA"

Posting Komentar