SHOPEE AFFILIATES

SHOPEE AFFILIATES
KLIK GAMBAR GABUNG SEKARANG JUGA

FALSAFAH PENDIDIKAN BARAT ESSENSIALISME



FALSAFAH PENDIDIKAN ESSENSIALISME
Disediakan oleh : Zulfahmi (PGZ110002)

A.   PENGENALAN
Essensialisme muncul pada zaman Renaissanss, dengan ciri-ciri utamanya yang berbeza dengan progresivisme. Perbezaan ini terutama dalam memberikan dasar berpijak mengenai pendidikan yang penuh fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterikatan dengan doktrin tertentu. Bagi essensialisme, pendidikan berpijak pada asas demikian mudah goyah dan kurang terarah. Essensialisme berpandangan bahawa pendidikan hendaknya berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, sehingga memberikan kestabilan dan arah yang jelas (Zuhairini, 1995). Essensialisme muncul kerana kritik terhadap progresivisme, mereka menolak dan menentang progresivisme secara keseluruhan, ada beberapa aspek yang prinsipil tidak dapat diterimanya. (Burhanuddin Salam, 1997).

B.   LATAR BELAKANG ESENSIALISME
Aliran essensialisme adalah aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan manusia (Mohammad Noor Syam, 1998). Essensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah pada keduniawian, serba ilmiah dan materialistik, selain itu juga diwarnai oleh pandangan-pandangan dari penganut aliran idealisme dan realisme (Zuhairini, 1995).
Essensialisme percaya bahawa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Essensialisme adalah perpaduan ide-ide falsafah idealisme dan realisme. Tujuan umum aliran essensialisme adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan akhirat. Isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala boleh menggerakkan kehendak manusia. Kurikulum sekolah bagi essensialisme merupakan miniature dunia yang boleh dijadikan sebagai ukuran kenyataan, kebenaran dan kegunaan. Dalam sejarah perkembangannya kurikulum essensialisme menerapkan berbagai pola kurikulum, seperti pola idealisme, realisme dan sebagainya. Sehingga peranan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan boleh berfungsi sesuai dengan prinsip-prinsip dan kenyataan dalam masyarakat.

Tokoh-tokoh aliran essensialisme
1.    Desiderius Eramus, humanis Belanda yang hidup pada akhir abad 15 dan permulaan abad 16 yang merupakan tokoh pertama yang menolak pandangan hidup  yang berpijak pada dunia lain. Erasmus berusaha agar kurikulum sekolah bersifat humanistic dan bersifat internasional, sehingga boleh mencakup lapisan menengah dan kaum aristokrat.
2.    John Amos Comenius yang hidup di seputar tahun 1952-1670, berpendapat bahawa pendidikan mempunyai peranan membentuk anak sesuai dengan kehendak Tuhan.
3.    John Locke tokoh dari Inggris yang hidup pada tahun 1746-1827 sebagai pemikir dunia berpendapat bahawa pendidikan hendaknya selalu dekat dengan situasi dan kondisi.
4.    John Henrich Pestalozzi hidup pada tahun 1746-1827, mempunyai kepercayaan bahawa sifat-sifat alam itu tercermin pada manusia sehingga manusia mempunyai kemampuan yang wajar dan hubungan transendental dengan Tuhannya.
5.    John Friederich Frobel (1782-1852), berkeyakinan bahawa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang merupakan bagian dari alam ini sehingga manusia patuh dan mengikuti ketentuan hukum alam. Terhadap pendidikan Frobel memandang anak sebagai makhluk yang berekspresi kreatif kerananya tugas pendidikan adalah memimpin anak ke arah kesedaran diri yang murni selari dengan fitrah kejadiannya.
6.    John Friederich Herbert (1776-1841), berpendapat bahawa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebajikan dari yang mutlak dalam erti penyesuaian dengan hukum-hukum kesusilaan.
7.    Willliam T Harris tokoh dari Amerika Serikat (1835-1909), tugas pendidikan baginya adalah mengizinkan terbukanya realiti berdasarkan susunan yang pasti, berdasarkan kesatuan spiritual.

C.   PANDANGAN ONTOLOGI ESSENSIALISME
a.    Sintesa ide idealisme dan realism tentang hakikat realitas bererti essensialisme mengakui adanya reality objektif di samping konsep-konsep pre-determinasi, supranatural dan transcedental.
b.    Aliran ini dipengaruhi penemuan-penemuan ilmu pengetahuan moden baik phizik mahupun biologi. Kerana itu realiti menurut analisa ilmiah tersebut dapat dihayati dan diterima oleh essensialisme. Konsekuensi asas ini maka baginya ialah bahawa semesta ini merupakan satu kesatuan mekanis mengikut hukum alam objektif (kausalitas). Manusia adalah bagian alam semesta dan terlibat tunduk pada hukum alam. Essensialisme menganggap reality manusia, alam semesta dan kebudayaan adalah realiti yang integral semuanya berada dalam antar hubungan dan dalam proses evolusi perubahan menuju kesempurnaan.
c.    Penafsiran spiritual atas sejarah
Teori falsafah Hegel yang mensintesakan science dengan religi dalam kosmologi  bererti sebagai interpretasi spiritual atas sejarah perkembangan realiti semesta. Hegel menekankan adanya proses perubahan yang berterusan dalam makna sejarah. Tetapi teori ini pada hakikatnya sama dengan analisa ilmiah tentang evolusi segala sesuatu.
d.    Faham makrokosmos dan mikrokosmos
Makrokosmos ialah keseluruhan semesta raya dalam suatu design dan kesatuan menurut teori kosmologi. Mikrokosmos ialah bagian tunggal (individu tersendiri), suatu ideal yang terpisah dari keseluruhan itu, baik pada tingkat umumnya pribadi manusia ataupun lembaga tetapi mikrokosmos ini sesungguhnya pola design dan totalitinya sama dengan mikrokosmos. Hanya berbeza dalam skala ukuran, misal matahari yang besar dengan atom dalam hakikatnya adalah sama. Realiti ini menjelaskan Tuhan dengan manusia, jika manusia tak boleh memahami hukum universal dari makrokosmos, maka akan dapat memahaminya melalui mikrokosmos iaitu raeliti manusia kendiri.


D.   PANDANGAN EPISTIMOLOGI ESSENSIALISME
Teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah jalan untuk mengerti epistimologi essensialisme. Sebab jika manusia mampu menyedari realiti dirinya sebagai mikrokosmos dalam makrokosmos, maka manusia pasti mengetahui dalam tingkat atau kualiti apa rasionya mampu memikirkan kesemestaan itu. Berdasarkan kualiti itulah dia mereproduksi dengan tepat pengetahuannya dalam bidang-bidang ilmu alam, biologi, sosial, estetika, dan agama. Generalisasi di atas keseluruhannya adalah pola pelaksanaan asas pandangan idealisme dan realisme. (Mohammad Noor Syam, 1988).

E.   PANDANGAN AKSIOLOGI ESSENSIALISME
Pandangan essensialisme tentang nilai didasarkan pada falsafah realisme dan idealisme. Menurut realisme kualiti nilai tidak boleh ditentukan melalui konsepsi terlebih dahulu tetapi merujuk kepada penyelidikan dan sikap subjek terhadap suatu keadaan. Misalkan orang yang berpakaian formal dalam majlis yang membutuhkan suasana tenang, haruslah bersikap formal dan teratur. (Imam Barnadib, 1994).

F.    PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
Prinsip-prinsip pendidikan essensialisme iaitu :
a.    Belajar pada asasnya melibatkan kerja keras dan kadang-kadang dapat menimbulkan keseganan dan menekankan prinsip disiplin.
b.    Inisatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik (guru) bukan pada anak. Peranan guru dalam menjembatani antara dunia orang dewasa dengan dunia anak.
c.    Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah ditentukan. Kurikulum diorganisasikan dan direncanakan dengan pasti oleh guru. Essensialisme memandang sekolah yang baik adalah sekolah yang berpusat kepada masyarakat atau Society Centered School sebab kebutuhan dan minat sosial di utamakan. Minat individu dihargai namun di arahkan agar murid tidak menjadi orang yang mementingkan diri kendiri (egoistic selfish).
d.    Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisional yang berhubungan dengan disiplin mental.
e.    Tujuan akhir dari pendidikan ialah untuk meningkatkan kesejateraan am kerana di anggap merupakan tuntunan demokrasi yang nyata.
Prinsip-prinsip kurikulum essensialisme
Para tokoh idealisme memandang bahawa pelaksanaan pendidikan hendaknya didasarkan pada kurikulum yang mempunyai landasan ideal. Mengikut H. Horne hendaknya kurikulum itu berasakan pada fondasi tunggal, iaitu watak manusia yang ideal dan ciri-ciri masyarakat yang ideal. Aktiviti dalam pendidikan mesti disesuaikan dengan keadaan yang serba baik.
Kurikulum dalam pandangan essensialisme hendaknya merupakan kurikulum yang terintegrasi dan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain tidak boleh dipisahkan, kurikulum diumpamakan bangunan rumah yang mempunyai empat bagian :
1)    Universum, pengetahuan adalah merupakan kekuatan manifestasi hidup manusia, misal kekuatan alam.
2)    Sivilisasi, hasil karya manusia yang diperoleh dari kehidupan yang ada dalam masyarakat. Dengan sivilisasi manusia dapat mengadakan pengawasan terhadap lingkungan, mengejar kebutuhan, dan hidup aman sejahtera.
3)    Kebudayaan adalah hasil karya manusia yang terdiri dari falsafah, kesenian, kesusasteraan, agama, penafsiran dan penilaian mengenai persekitaran.
4)    Kepribadian, bagian yang membentuk kepribadian yang nyata yang tidak bertentangan dengan kepribadian yang ideal. Dalam kurikulum hendaklah di usahakan agar faktor-faktor fizik, fisiologis, emosional, dan intelektual sebagai keseluruhan, dapat berkembang harmonis dan organis, sesuai dengan kemanusiaan ideal.
Analisa falsafah pendidikan esensialisme
Aliran esensialisme ialah aliran yang ingin kembali kepada budaya-budaya lama warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikannya bagi kehidupan manusia. Tujuan umum dari aliran esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia dunia dan akhirat. Isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang boleh mengarahkan keinginan manusia.
RUJUKAN :
1.    Abdul Fatah Hasan (2001), Pengenalan Falsafah Pendidikan, PTS Publications & Distributor Sdn. Bhd., Pahang.
2.    Abdul Khodir, (2007), Filsafat Pendidikan Islam, Gama Media Offset, Yogyakarta.
3.    Jalaluddin Idi Abdullah, (1997) Filsafat Pendidikan. Gaya Media, Jakarta.
4.    Mok Soon Sang (2010), Falsafah Pendidikan, Kurikulum dan Profesionalisme Keguruan. Penerbitan Multimedia Sdn. Bhd., Puchong.
5.    Syarifah Alwiah Alsagoff, (1984), Falsafah Pendidikan, Heinemann Asia, Kuala Lumpur.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "FALSAFAH PENDIDIKAN BARAT ESSENSIALISME"

Posting Komentar